- Energi meluap-luap = orang yang lagi jatuh cinta itu pasti tidak akan merasa lelah kalaupun harus berjalan berkilo-kilometer kalau itu dijalani bersama yang lagi dicintai, iyaa kan.. hehee..
- Jadi nggak lapar dan susah tidur = asal bareng dia seharian, lapar pun tidak berasa hehee..*yang punya maag hati-hati kambuh
- Perhatian yang terfokus = jadi super perhatian sama di Dia
- Perasaan senang yang indah = jadi senyum-senyum sendiri *ati-ati dikira orang gila Bos !!,..hehee..
Minggu, 27 Mei 2012
Hormon Cinta
Tahukah
kamu ternyata hormon dalam tubuh kita memiliki peran yang besar saat
kita merasa galau. Contoh saja galau saat “falling in love” pertama
merasakan tertarik dengan lawan jenis, kedua deg-deg’an, salah tingkah
saat bertemu, ketiga wajahnya selalu terbayang-banyang, keempat bisa
senyum-senyum sendiri dst, bener kann,..hehee..itu adalah proses alamiah
tubuh terhadap respon hormon yang sedang bekerja.
Antropolog biologi dari Rutgers University, Helen Fisher, menyatakan bahwa ada 3 tahap dalam cinta, yang disebutnya : lust, attraction, dan attachment, yang masing-masing tahap itu diatur oleh hormon dan atau senyawa kimia yang berbeda.
Tahap 1 : Lust (hasrat, keinginan, desire)
Tahap ini diawali dengan ketertarikan atau gairah terhadap
lawan jenis, yang dipengaruhi oleh hormon sex yaitu Testosteron dan Estrogen,
pada pria dan wanita. Ini dimulai dari masa pubertas, di mana seseorang mulai
tertarik dengan lawan jenisnya. Kecuali “Maho” dan “Males” yaa hehee..(kelainan
hormon)
Tahap 2 : Attraction
Tahap ini merupakan tahap yang “amazing” ketika
seseorang benar-benar sedang jatuh cinta dan tidak bisa berpikir yang lain.
Menurut Fisher, setidaknya ada 3 neurotransmiter yang terlibat dalam proses
ini, yaitu adrenalin, serotonin, dan dopamin.
Adrenalin
Tahap awal ketika “Falling
in love” akan mengaktifkan semacam “fight or flight response”, yang
akan meningkatkan pelepasan Adrenalin dari ujung saraf. Adrenalin
akan bertemu dengan reseptornya di persarafan simpatik, dan menghasilkan
berbagai efek seperti percepatan denyut jantung (takikardi), aktivasi kelenjar
keringat, menghambat salivasi. Inilah tersangkanya yang menyebabkan jantung
berdebar-debar, berkeringat dingin, mulut terasa kering bahkan sampai Salting
a.k.a salah tingkah saat bertemu secara sengaja atau tidak dengan si “Dia”.
Iya, nggak...? :D
Dopamin
Pada penelitian tersebut ditemukan tingginya kadar dopamin
pada otak orang yang baru “jadian”. Dopamin adalah suatu senyawa di otak yang
berperan dalam sistem “keinginan dan kesenangan” efeknya hampir serupa
dengan seorang yang menggunakan kokain Kadar dopamin yang tinggi di otak
menyebabkan energi yang meluap-luap, berkurangnya kebutuhan tidur karena energi
yang meluap atau kurang makan, dan perhatian yang terfokus serta perasaan
senang yang indah (exquisite delight) terhadap berbagai hal kecil pada
hubungan cinta mereka…. Dopamin juga merupakan neurotransmiter yang menyebabkan
adiksi (ketagihan) termasuk adiksi dalam cinta. Seperti orang yang
mengalami addiksi cocain atau ecstassy (obat yang menyebabkan
penghambatan re-uptake dopamin) Secara neurobiologi keadaannya
sama… yaitu level dopamin yang tinggi di otak
Singkat ceritanya niih...saat “falling in love” Dopamin
menyebabkan
Serotonin
Ketika jatuh cinta, kadar serotonin otak menurun. Serotonin
merupakan neurotransmiter yang terlibat dalam obsesi. Turunnya
level serotonin inilah yang menyebabkan mengapa ketika kita jatuh cinta,
wajah si dia selalu terbayang-bayang terus di kepala…. terobsesi terhadap si
dia. Keadaan ini mirip dengan keadaan orang dengan gangguan Obsessive
Compulsive Disorder (sedikit mendekati Gila) Ada obsesi atau
keinginan terhadap sesuatu dan ada dorongan (kompulsi) untuk
berulang-ulang melakukan sesuatu untuk mencapai keinginan (obsesi)-nya.
Misalnya terobsesi untuk mendengar suara si dia telpon berjam-jam kalau pulsa
belum habis belum selesai hehee,..ada lagi nih ngeliatin Fotonya terus bahkan
sampai mau tidur hahaa...bener kaan..?
Tahap 3 : Attachment
Tahap ini adalah tahap ikatan yang membuat suatu pasangan
bertahan untuk jangka waktu yang lama, dan bahkan untuk menikah dan punya anak.
Para ilmuwan menduga bahwa ada 2 hormon utama yang lain yang terlibat dalam
perasaan saling mengikat ini, yaitu oksitosin dan vasopresin.
Oxytocin – The cuddle hormone (hormon untuk
menyayangi)
Oksitosin adalah salah satu hormone yang dilepaskan oleh
pria maupun wanita ketika mereka berhubungan seksual, yang membuat mereka
menjadi lebih dekat satu sama lain. Oksitosin juga merupakan hormone yang
dilepaskan oleh sang ibu ketika proses melahirkan dan merupakan hormon pengikat
kasih sayang ibu dengan anaknya. "Hormon ini menciptakan perasaan tenang
dan kedekatan," kata Carol Rinkleib Ellison, seorang psikolog di Loomis,
California dan mantan asisten profesor di University of California, San
Francisco. Menurut saya hormon ini mempengaruhi tingkat “falling in love”
tertinggi karena mengartikan rasa menyayangi seperti hubungan rasa sayang
antara ibu dan anak.
Vasopressin
Sedangkan vasopressin adalah hormone penting lainnya yang
menjaga komitmen hubungan suatu pasangan. Hubungan yang berjalan cukup lama
biasanya menimbulkan ikatan saling membutuhkan, menjaga, menyayangi satu sama
lain dan memiliki rasa setia kepada pasangan. Artinya hormon Vasopressin kalian
berdua bekerja aktif. Hormon Vasopressin lah yang selama ini mendorong kamu dan
dia untuk terus menjalin hubungan dan menimbulkan rasa setia satu sama lain
Jadi kalau ada orang yang Galau karena cinta hormon-hormon
inilah tersangka utamanya. Perasaan jatuh cinta itu bisa sangat mempengaruhi mood
seseorang…Kalau perasaan sedang sehati dengan dia, hidup terasa indah
berbunga-bunga tiada duanya Tapi kalau sedang bertepuk sebelah tangan, Dunia
serasa bertaburan bunga bangkai hahaa..
keep moving guy’s... life is not only about him or her, it’s
about your future not your past.
Read more: Hormon
Cinta dan Hormon Galau http://farmatika.blogspot.com/2012/04/hormon-cinta-dan-hormon-galau.html#ixzz1sWLTChGo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar