Minggu, 18 Maret 2012
Nuclear Energy
Gaya Inti dan Defek Massa
Telah kita ketahui bersama bahwa inti atom
merupakan bagian inti dari suatu atom sebagai penyusun materi. Inti atom
terdiri atas dua partikel, yaitu proton dan neutron atau secara bersama
disebut nukleon, yang terikat dan bergabung bersama. Gaya tolak antara
proton-proton yang bermuatan positif di dalam inti atom seharusnya dapat
memisahkan nukleon-nukleon di dalam inti atom. Namun pada kenyataannya
proton-proton dan neutron dapat bergabung di dalam inti atom. Ini
menunjukkan ada gaya lain yang lebih kuat yang bekerja di antara nukleon
yang membuat nukleon-nukleon dapat bersatu di dalam inti atom. Gaya ini
disebut gaya ikat inti atau gaya nuklir.
Fakta lain dari inti atom adalah massa inti atom
selalu lebih kecil daripada massa partikel-partikel penyusunnya, yaitu
jumlah massa proton dan massa neutron. Jadi, terdapat selisih massa
antara jumlah massa proton dan neutron dengan massa inti keseluruhan.
Selisih massa ini disebut defek massa.
Kesetaraan Massa dan Energi
Dalam mengembangkan teorinya tentang relativitas,
Einstein sampai kepada satu kesimpulan yang di kemudian hari menjadi
begitu penting. Einstein menyimpulkan bahwa terdapat kesetaraan antara
massa dan energi yang dirumuskan dalam persamaannya yang terkenal, yang
sangat identik dengan dirinya
Persamaan
ini menyiratkan adanya kaitan antara massa sebuah benda dan energinya,
dimana dapat dikatakan bahwa massa dapat diubah menjadi energi.
Pada mulanya, kesetaraan massa dan energi belum
menjadi prinsip penting. Sampai disadari bahwa terdapat hubungan antara
gaya ikat inti dan defek massa di dalam inti atom. Jika prinsip
kesetaraan massa dan energi ini diterapkan pada inti atom, bisa
dikatakan bahwa massa yang hilang (defek massa) telah diubah menjadi
energi untuk mengikat nukleon-nukleon di dalam inti atom. Jadi, defek
massa bersesuaian dengan energi ikat inti.
Demikian halnya dengan reaksi nuklir, teramati
berkurangnya sejumlah massa dalam reaksi nuklir dimana sebuah inti atom
dapat diubah menjadi inti atom lain disertai dengan pelepasan energi
yang sangat besar. Energi yang sangat besar yang dihasilkan dari reaksi
nuklir berasal dari perubahan sejumlah massa inti yang bereaksi.
Energi Nuklir
Jadi, bisa disimpulkan bahwa energi nuklir
dihasilkan dari perubahan sejumlah massa inti atom ketika berubah
menjadi inti atom yang lain dalam reaksi nuklir.
Mekanisme di dalam inti atom melibatkan
berkurangnya sejumlah massa dari inti atom yang diubah menjadi energi
nuklir. Ketika inti atom bereaksi atau mengalami pembelahan dan berubah
menjadi inti atom yang lain disertai pelepasan sejumlah partikel,
sebagian massa inti atom menjadi berkurang yang ditandai dengan
pelepasan energi yang besar dari dalam inti berupa panas atau energi
kinetik. Dalam setiap mekanisme dimana massa berkurang maka telah
terjadi perubahan massa menjadi energi nuklir. Hal ini sesuai dengan
prinsip kesetaraan massa-energi.
Energi nuklir yang dihasilkan dalam mekanisme inti
atom dan reaksi nuklir begitu besar. Ini tidak lepas dari kenyataan
bahwa inti atom merupakan bagian dari atom sebagai penyusun materi,
dimana jumlah atom di dalam materi adalah jumlah yang sangat besar yang
diwakili oleh suatu bilangan yang dinamakan bilangan avogadro. Bilangan
ini adalah bilangan yang sangat besar, yaitu
Bayangkan,
1 kg massa inti yang mengalami pembelahan dapat menghasilkan energi
sebesar puluhan juta kilowatt jam (kWh). Ini sama saja dengan energi
yang dapat digunakan untuk menyalakan lampu 100 W selama 30 ribu tahun,
wow! Tidak heran jika efek dari bom nuklir demikian dahsyatnya, karena
energi yang dihasilkan memang sangat besar
Fisi Nuklir
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui
dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan
penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas
salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel
(misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan
beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti
atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
Reaksi
fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti
atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali
oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini
terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai
tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam
waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang
menghasilkan ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk
reaksi berantai tak terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang
dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang
dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang
lebih berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi
harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa dilakukan di dalam sebuah
reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung
di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk
penelitian dan untuk membangkitkan listrik.
Di dalam reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi
sehingga hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti
berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai terkendali
yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang
berguna.
Reaktor Nuklir
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir
dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi
harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir.
Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu
elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai
beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami
fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah
uranium U. elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di
dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium
berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang
memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga
diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi
ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di
dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi
memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian
energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat
menghasilkan fisi nuklir dalam reaksi berantai dilakukan oleh
batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang terjadi terkendali
dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi nuklir
berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di dalam
teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan
sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara
otomatis dapat keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam
teras reaktor melebihi jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka
batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk menyerap sebagian
neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan
dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis
(kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang
diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan
inti atom atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar
reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar
radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke
lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton
yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif
menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai
bahan perisai.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir
terkendali di dalam reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik semacam ini
dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR)
yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di dalam
reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras
reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini
uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk
menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan
dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar
setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC
dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm.
Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor air bertekanan.
(sumber:http://netsains.net/2009/04/di-balik-kedahsyatan-energi-nuklir/ & http://netsains.net/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar